Piriwit Bandung

Kata orang, bola itu bundar. Ya, memang bola itu bundar, kata siapa juga bola itu kotak atau prisma segitiga? Ya, bola memang bundar. Dengan begitu, kita tidak mengetahui dengan pasti kemana arah menggelinding si bola. Kita tidak bisa menebaknya, karena kita juga bukan cenayang istana. Tapi, bagi sebagian orang-orang yang akan dijelaskan dibawah, ini arah bola itu bisa ditebak. Mungkin, penggunaan kata "ditebak" kurang tepat disini. Mungkin lebih tepatnya, arah bola bisa "dikendalikan" sesuka hatinya. Bisa diam diatas kepala, bisa muter-muter di jari tangan, atau bisa pula ditahan di dada. Intinya, bola berada dibawah kontrolnya, seperti permainan yoyo. Mereka bermain bola dengan bebas, atau lebih tepatnya, dengan jiwa yang bebas. Jiwa mereka yang bebas itu akhirnya berujung pada bentuk seni bermain bola. Itulah freestyle soccer.

Di Bandung sendiri terdapat satu komunitas freestyle soccer, yaitu N_Wae Soccer Community yang berdiri pada tanggal 25 Mei 2006. Menurut pendiri sekaligus ketua N_Wae, Eman alias Serge, dirinya tertarik dengan freestyle soccer karena sebelumnya dia tertarik dengan sepakbola dulu, lalu diajak senior untuk mencoba freestyle soccer. "Awalnya saya juga tidak percaya bahwa bola bisa digituin (diolah dengan berbagai gaya). Lalu, saya bersama teman, mulai coba-coba ngulik berbagai gaya freestyle soccer", katanya. "Waktu itu kami masih latihan di kampus", tambahnya.


Dia pun bercerita bahwa N_Wae sendiri terbentuk karena adanya Djarum Super Soccer Freestyle Competition. "Waktu itu kami kekurangan personil. Memang saya banyak kenalan yang bisa main bola, tapi saya inginnya yang sehati, yaitu freestyle soccer ini", ujarnya. "Saat kompetisi itulah, kami menang sebagai the best attractive team dan melanjutkan komunitas freestyle soccer ini", tambah pria berkulit cokelat sawo matang itu.







Nama N-Wae sendiri dipilih karena kebingungan mencari nama yang pas. "Saat pendaftaran kompetisi Djarum Super Soccer Freestyle Competition itu, kami bingung menentukan nama, karena diburu deadline juga. Saya tanya teman, dia malah jawab 'naon we lah' (apa saja lah). Akhirnya, saya cantumkan nama N-Wae yang berasal dari jawaban teman saya itu", kata pria yang mengklaim komunitas yang dibentuknya merupakan komunitas freestyle soccer pertama di Bandung itu.



Menurutnya, N-Wae memiliki jumlah anggota aktif sekitar 10 orang. Sebagian besar anggotanya adalah anak-anak SMA dan mahasiswa. "Namun, biasanya yang tampil itu cuma 3 orang, tapi kami juga bisa menyesuaikan dengan konsep acaranya" katanya. "Kami juga memantau perkembangan setiap anggota. Kalau sudah layak perform, kami suruh mereka perform. Dengan begitu, para anggota-anggota baru dapat belajar bagaimana perform di depan orang banyak", ujarnya. Serge juga mengakui N-Wae sudah sering diundang perform di berbagai acara, bahkan sering tampil di televisi nasional, akunya. "Yang terakhir, kami mengisi acara pembukaan piala dunia di Jakarta kemarin", ujarnya dengan nada bangga.

Sementara itu, Reza, seorang anggota N-Wae menjelaskan, teknik dasar dalam freestyle soccer itu adalah juggling. Lalu setelah itu, pemain bebas berkreasi dengan gayanya masing-masing. "Mungkin masalahnya adalah itu, seorang freestyler harus memiliki daya kreativitas tinggi untuk membuat gaya-gaya yang unik", katanya. Selain itu, Reza menambahkan latihan rutin menjadi menu wajib bagi seorang yang ingin mahir freestyle soccer. "Jika latihannya rutin dan serius, 3 bulan sudah bisa mahir"



Memang benar apa kata Reza, freestyle soccer adalah bentuk bebas dalam bermain bola. Setiap orang berkreasi dengan gayanya masing-masing. Mungkin itulah salah satu alasan mengapa freestyle soccer ini begitu menarik dilihat. Layaknya pertunjukan seni, selama tidak melanggar prinsip-prinsip dasar, bebaskeun we lah...!

N-Wae Freestyle Soccer Community sendiri latihan di Cikapayang, Dago setiap hari Sabtu, pukul 4 sore.