Piala Sudirman: Turnamen yang "Made in Indonesia"
Posted: Sabtu, 12 Juni 2010 by piriwitbandung inEh, di bulutangkis ada yang namanya Piala Sudirman kan? Itu kenapa dikasih nama itu ya? Sudirman kan nama orang Indonesia. Ada hubungannya sama Jenderal Sudirman gak ya? Hahaha.
Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari seorang kawan kepada saya. Sore itu, kami sedang asik mengobrol ngalor-ngidul tentang olahraga. Awalnya kami 'sok serius' membahas tentang kenapa prestasi olahraga Indonesia belakangan ini menurun, sampai pada akhirnya kami bercanda tentang Piala Sudirman terebut, dan akhirnya muncul pertanyaan diatas. Iya ya, kenapa sih namanya Piala Sudirman? Kenapa juga sepertinya Piala Sudirman kalah mentereng dibanding Piala Thomas atau Uber?
Menurut situs wikipedia.org, Piala Sudirman adalah kejuaraan bulu tangkis internasional untuk nomor beregu campuran, mempertandingkan nomor tunggal pria, tunggal wanita, ganda pria, ganda wanita, dan ganda campuran. Jadi, semua regu dipertandingkan untuk meraih gelar juara. Tidak seperti Piala Thomas dan Uber, misalnya, di Piala Sudirman tidak ada istilah pemenang regu putra-putri. Semua regu dipertandingkan mewakili negara yang bersangkutan. Pemenang Piala Sudirman juga tidak memperoleh uang. Pemenang hanya meraih poin peringkat IBF (International Badminton Federation).

Piala Sudirman pertama kali digelar di Indonesia, tepatnya di Istora Senayan pada tanggal 24-29 Mei 1989. Waktu itu Indonesia berhasil menyabet juara Piala Sudirman untuk pertama kalinya. Sayang, gelar itu merupakan gelar yang pertama dan terakhir hingga kini. Setelah tahun 1989, gelar juara banyak diraih Cina (7 kali). Korea Selatan sendiri pernah mencicipi juara Piala Sudirman sebanyak 3 kali. Walaupun begitu, Indonesia selalu masuk dalam 4 besar Piala Sudirman.

Trofi Piala Sudirman sendiri diciptakan oleh orang Indonesia. Trofi tersebut dirancang oleh Rusnadi dari Fakultas Seni Rupa ITB. Dia merancang tutup piala tersebut berbentuk Candi Borobudur dan badan piala berbentuk shuttlecock yang berlapis emas 22 karat dengan berat 600 gram. Proses pengerjaan piala sendiri dikerjakan PT. Masterix Bandung dan menelan biaya sekitar USD 15 ribu (Rp.27 juta).
sumber:
wikipedia.org
bulu-tangkis.com
internationalbadminton.org
badminton-indonesia.com
Iman Purnama
wowww... agak miris, yang ngadai baru sekali menang, ya!